Saat hamil adalah saat yang membahagiakan bagi pasangan suami istri. Merasakan ada kehidupan di dalam tubuh, merasakan gerakannya seiring bertambahnya usia kehamilan merupakan hal yang menakjubkan. Namun, tak dapat dielakkan jika selama kehamilan, calon ibu pasti bertemu dan berbicara dengan orang lain. Tak dapat dihindari pula jika selama kehamilan, calon ibu ada mendengar hal kurang menyenangkan yang bikin baper dan berujung nangis diam-diam di belakang kita. So, setidaknya ada empat hal yang sebaiknya tidak kita ucapkan pada ibu hamil;
1. Anaknya nakal
Ini sih pengalaman saya yang asli bikin baper. Orang tua mana sih yang suka anaknya dikatain nakal, apalagi si anak masih dalam kandungan. Kata-kata itu kan doa, ya... Ternyata komentar "anaknya nakal" itu lumrah dikatakan pada daerah tertentu untuk ibu hamil yang masa mabok-nya cukup lama. Seperti saya yang mengalami mual sampai usia kandungan enam bulan bahkan sempat dirawat di RS pada awal kehamilan karena hyperemesis gravidarum (mual dan muntah di masa kehamilan dengan frekuensi serta gejala yang jauh lebih parah daripada morning sickness. Pada morning sickness, mual dan muntah biasanya hanya berlangsung dalam 14 minggu pertama periode kehamilan dan umumnya dialami di pagi hari. Namun pada kasus hiperemesis gravidarum, mual atau muntah bisa terus berlangsung lebih dari 14 minggu atau bahkan hingga bayi lahir. Gejalanya pun bisa muncul sepanjang hari dan bukan di pagi hari saja. Sumber : alodokter.com).
Beberapa orang yang saya temui berkomentar "Oo, anaknya nakal itu". Rasanya sedih banget. Bahkan salah satu yang berkomentar seperti itu juga ibu hamil yang kebetulan tidak merasakan mual sama sekali sejak trisemester pertama. Saat mendengar komentar seperti ini, saran saya perbanyak istighfar dalam hati dan abaikan saja. toh, ibu hamil sebaiknya harus selalu happy, kan? Buat teman-teman lain saat berkomentar pada ibu hamil, sebaiknya mendoakan yang baik. "MasyaAllah, anaknya shalih/shalihah ini" bukankah komentar seperti itu lebih menyenangkan didengar kedua belah pihak? apalagi di saat si ibu hamil sedang berjuang melalui masa mualnya.
2. Enggak minum vitamin dan susu hamil, nanti anaknya cacat loh!
Ini asli horor! Seorang teman yang juga sedang hamil pernah curhat kalau dia sering dibilang "kamu mau nanti jari anak kamu kurang satu?" atau "kamu mau nanti anaknya cacat karena enggak minum vitamin?" Walaupun mungkin itu ada benarnya, sebaiknya kita bisa menggunakan bahasa yang lebih halus, ya... Berjuang mengalahkan rasa mual saja sudah membuat si ibu hamil "lelah", apalagi harus mendengar kata horor begitu. Misal penyampaiannya, "Jangan lupa vitaminnya diminum ya, Neng...biar baby-nya sehat." si Bumil bisa lebih semangat. #bumilbaper ππππ.
3. Berdebat jenis kelamin calon bayi
Ini juga pengalaman saya. Saat hamil 36 minggu dan hasil USG jelas menunjukkan jenis kelamin laki-laki. Seorang kenalan keukeuh mengatakan kalau pasti saya hamil anak perempuan. Beliau yakin saya hamil bayi perempuan karena selama hamil saya doyan banget makan sayur, buah, yang manis-manis. "Biasanya begitu" katanya. Sekali-dua kali sih saya masih biasa saja, tapi kalau tiap ketemu hal ini terus yang disampaikan, kok rasanya ada perasaan gimana gitu dalam hati.π Jadi, sebaiknya stop bikin bumil baper sama ke-sotoy-an kita yang hanya berbasis "katanya" atau "biasanya".
4. Kamu malas gerak nanti susah melahirkannya!
Pernyataan tersebut memang ada benarnya, sih. Tapi, daripada menyampaikan dengan nada "nyinyir", mending bumil-nya diajak jalan-jalan atau shopping. ππ
Terakhir menurut saya, sebagai bumil sebaiknya kita jangan terlalu memasukkan ke hati dan pikiran jika kebetulan dapat yang enggak ngenakin. Kita kan enggak bisa ya mengontrol omongan orang ke kita harus selalu sesuai dengan maunya kita. Daripada dibikin stres merugikan diri sendiri, lebih baik dibawa happy. So, happy pregnance! πππ
1. Anaknya nakal
Ini sih pengalaman saya yang asli bikin baper. Orang tua mana sih yang suka anaknya dikatain nakal, apalagi si anak masih dalam kandungan. Kata-kata itu kan doa, ya... Ternyata komentar "anaknya nakal" itu lumrah dikatakan pada daerah tertentu untuk ibu hamil yang masa mabok-nya cukup lama. Seperti saya yang mengalami mual sampai usia kandungan enam bulan bahkan sempat dirawat di RS pada awal kehamilan karena hyperemesis gravidarum (mual dan muntah di masa kehamilan dengan frekuensi serta gejala yang jauh lebih parah daripada morning sickness. Pada morning sickness, mual dan muntah biasanya hanya berlangsung dalam 14 minggu pertama periode kehamilan dan umumnya dialami di pagi hari. Namun pada kasus hiperemesis gravidarum, mual atau muntah bisa terus berlangsung lebih dari 14 minggu atau bahkan hingga bayi lahir. Gejalanya pun bisa muncul sepanjang hari dan bukan di pagi hari saja. Sumber : alodokter.com).
Beberapa orang yang saya temui berkomentar "Oo, anaknya nakal itu". Rasanya sedih banget. Bahkan salah satu yang berkomentar seperti itu juga ibu hamil yang kebetulan tidak merasakan mual sama sekali sejak trisemester pertama. Saat mendengar komentar seperti ini, saran saya perbanyak istighfar dalam hati dan abaikan saja. toh, ibu hamil sebaiknya harus selalu happy, kan? Buat teman-teman lain saat berkomentar pada ibu hamil, sebaiknya mendoakan yang baik. "MasyaAllah, anaknya shalih/shalihah ini" bukankah komentar seperti itu lebih menyenangkan didengar kedua belah pihak? apalagi di saat si ibu hamil sedang berjuang melalui masa mualnya.
2. Enggak minum vitamin dan susu hamil, nanti anaknya cacat loh!
Ini asli horor! Seorang teman yang juga sedang hamil pernah curhat kalau dia sering dibilang "kamu mau nanti jari anak kamu kurang satu?" atau "kamu mau nanti anaknya cacat karena enggak minum vitamin?" Walaupun mungkin itu ada benarnya, sebaiknya kita bisa menggunakan bahasa yang lebih halus, ya... Berjuang mengalahkan rasa mual saja sudah membuat si ibu hamil "lelah", apalagi harus mendengar kata horor begitu. Misal penyampaiannya, "Jangan lupa vitaminnya diminum ya, Neng...biar baby-nya sehat." si Bumil bisa lebih semangat. #bumilbaper ππππ.
3. Berdebat jenis kelamin calon bayi
Ini juga pengalaman saya. Saat hamil 36 minggu dan hasil USG jelas menunjukkan jenis kelamin laki-laki. Seorang kenalan keukeuh mengatakan kalau pasti saya hamil anak perempuan. Beliau yakin saya hamil bayi perempuan karena selama hamil saya doyan banget makan sayur, buah, yang manis-manis. "Biasanya begitu" katanya. Sekali-dua kali sih saya masih biasa saja, tapi kalau tiap ketemu hal ini terus yang disampaikan, kok rasanya ada perasaan gimana gitu dalam hati.π Jadi, sebaiknya stop bikin bumil baper sama ke-sotoy-an kita yang hanya berbasis "katanya" atau "biasanya".
4. Kamu malas gerak nanti susah melahirkannya!
Pernyataan tersebut memang ada benarnya, sih. Tapi, daripada menyampaikan dengan nada "nyinyir", mending bumil-nya diajak jalan-jalan atau shopping. ππ
Terakhir menurut saya, sebagai bumil sebaiknya kita jangan terlalu memasukkan ke hati dan pikiran jika kebetulan dapat yang enggak ngenakin. Kita kan enggak bisa ya mengontrol omongan orang ke kita harus selalu sesuai dengan maunya kita. Daripada dibikin stres merugikan diri sendiri, lebih baik dibawa happy. So, happy pregnance! πππ
Komentar
Posting Komentar