Langsung ke konten utama

Mengenai Saya

Foto saya
Sarah
Harapannya blog ini nantinya bisa membantu teman-teman ketika menemani kegiatan ananda, terutama di masa preschool atau penerapan homeschooling. Walaupun mungkin enggak perfect aka banyak kurang sana-sini, setidaknya menyisipkan ide kegiatan sederhana bersama ananda di rumah. Selain itu, rencananya saya juga akan berbagi tentang seputar pengalaman saya sejak masa hamil, literasi dini dan read aloud, juga membersamai tumbuh-kembang putri pertama kami. Sesekali akan disertakan pula resep masakan dan baking. Selain untuk arsip pribadi saya saat lupa, harapnya dapat membantu pembaca blog ini di kala bingung menentukan menu atau saat ingin cemilan. Semoga bisa menulis yang bermanfaat dan yang paling penting adalah... saya bisa konsisten. :-D Bismillah, doakan saya ya... \^_^/

Bola-bola Rambutan

Aisyah itu pada dasarnya kurang menyukai tahu, namun saat dibuat menjadi seperti ini, aisyah bisa menghabiskan hingga 5-6 buah. Padahal isinya dominan tahu. :-D

Begitulah anak-anak, ya... kadang kita harus bisa menyulap sesuatu menjadi bentuk yang berbeda. Selain lebih menarik dari segi visual anak, juga rasanya lebih familiar dengan rasa yang disukai anak.

Membuatnya juga cepat serta mengenyangkan, saya beberapa kali memasukkan ini ke dalam menu bekal sekolah aisyah dan bekal sarapan suami. Berikut saya sertakan resepnya, ya....



Bahan :
4 buah Tahu, haluskan.
1/2 sdt Garam
1/4 sdt Merica
50 gram Keju, diparut (atau sesuai selera)
1 buah wortel muda ukuran sedang, diparut halus
50 gram Daging cincang tumis (boleh skip, boleh ganti sosis/nugget/ayam/udang sesuai selera)
1 butir Telur, kocok lepas (Bisa diganti sedikit air kaldu atau susu cair)
Minyak untuk menggoreng

Bahan pelapis :
Mie atau corn flakes yang dihancurkan.

Cara Membuat :
- Campur semua bahan jadi satu. Aduk rata.
- Bentuk bulat seperti bola, gulingkan pada bahan pelapis.
- Goreng hingga matang dengan api sedang.
- Sajikan

Semoga bermanfaat :-)
Bisa melihat resep lainnya di highlight "Recipe" pada @aische_ahmad

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Literasi Dini, sekedar keterampilan baca, tulis, hitung-kah?

Saya berpikir, literasi dini itu adalah keterampilan baca, tulis, hitung saja. Mengapa baca-tulis-hitung yang kemudian disingkat CALISTUNG? Tentu saja karena biasa calistung digunakan sebagai sarana komunikasi antara pengajar dan yang diajar.     Bunda lagi belajarπŸ˜„ Hikmah selama di rumah aja karena pandemik ini, saya jadi bisa mengikuti kelas-kelas yang sesuai dengan kebutuhan dan passion saya secara online . Kelas yang paling banyak saya ikuti tentu saja yang berkaitan dengan anak, mengingat anak-anak saya masih usia balita dan anak awal sekolah πŸ˜„. Ada kelas yang saya mengikuti sampai beberapa kali saking menariknya, yaitu tentang literasi dini dan otak anak . Mashaa Allah, ingin rasanya saya menulis semua materi penuh daging itu di sini, semoga niat baik itu dapat mengalahkan kemageran yang enggak kalah kuat mengikatπŸ™ˆ Ternyata literasi dini sebagai kemampuan calistung yang selama ini saya pikir hanya sebatas itu SALAH! Bukan salah total sih sebenarnya. Hanya saja, pengertian l

Human Brain Development, apa lagi ini?

Human Brain Development ini apa sih? Seperti pada obrolan Literasi Dini   pada post sebelum ini, Human Brain Development ini juga seru banget dibahas. Biar lebih mudah, yuk kita lihat grafik di bawah ini dulu πŸ‘‡     sumber : otakanak.id     Dari grafik di atas jadi ada gambaran ya, gimana sih perkembangan otak manusia itu, sejak kapan dimulainya dan yang tak kalah penting, apa yang harus kita lakukan?   Amazing, ternyata perkembangan otak manusia itu sudah dimulai sejak dalam kandungan. Mashaa Allah πŸ’•    Yuk, kita bahas satu per satu πŸ˜‰   πŸ‘€πŸ‘‚ Seeing/ Hearing πŸ‘‰ Dari kandungan, Puncak di usia 4-5 bulan Tahap ini berkaitan dan berbarengan dengan emosi anak. Hal yang dapat kita lakukan adalah memberikan intonasi ketika berbicara.   Pernahkah kita mendengar kalau cara paling cepat bayi belajar bahasa adalah " mother is... "?   Yup, itulah mengapa kita perempuan memiliki suara yang ada intonasinya, secempreng apapun suara kita πŸ˜‚. Ini juga alasan mengapa seorang ibu dianugerahk

NO STRESS MOM, Tips Buat Kegiatan Seru Berfaedah Di Rumah Bersama Anak

 Tak terasa sudah lebih setengah tahun di rumah aja bersama keluarga. Kita jadi lebih mengenal masing-masing karakter anggota keluarga, terutama anak-anak, harusnya ikatan bonding bersama anak lebih kuat ya. Gimana enggak, tujuh bulan sudah kita bersama mereka 24 jam ! Kita jadi tahu kan gimana anak saat belajar, yang biasanya bisa "marah" sama guru karena dapat laporan tentang anaknya, sekarang jadi tahu gimana selama ini para guru menghadapi anak-anak selama proses belajar mengajar di sekolah. Kalau sebagai orang tua saja kesulitan, bagaimana lagi orang lain? 😭 Angkat topi untuk semua guruπŸ’–. Sejujurnya ada sesak setiap kali saya membaca berita tentang bagaimana orang tua "memarahi" guru sekolah anaknya karena kesulitan mendampingi belajar daring di rumah. Paling sakit saat ada kasus orang tua yang membunuh anaknya karena tidak sabar mendampingi belajar di rumah. Padahal anaknya baru kelas 1 SD ! Yaa Allah, menangis kami, itu seusia putri kami😒. Berikut saya