Tak terasa sudah lebih setengah tahun di rumah aja bersama keluarga. Kita jadi lebih mengenal masing-masing karakter anggota keluarga, terutama anak-anak, harusnya ikatan bonding bersama anak lebih kuat ya. Gimana enggak, tujuh bulan sudah kita bersama mereka 24 jam!
Kita jadi tahu kan gimana anak saat belajar, yang biasanya bisa "marah" sama guru karena dapat laporan tentang anaknya, sekarang jadi tahu gimana selama ini para guru menghadapi anak-anak selama proses belajar mengajar di sekolah. Kalau sebagai orang tua saja kesulitan, bagaimana lagi orang lain? π Angkat topi untuk semua guruπ.
Sejujurnya ada sesak setiap kali saya membaca berita tentang bagaimana orang tua "memarahi" guru sekolah anaknya karena kesulitan mendampingi belajar daring di rumah. Paling sakit saat ada kasus orang tua yang membunuh anaknya karena tidak sabar mendampingi belajar di rumah. Padahal anaknya baru kelas 1 SD! Yaa Allah, menangis kami, itu seusia putri kamiπ’.
Berikut saya berbagi pengalaman selama tujuh bulan di rumah saja membersamai anak-anak. FYI, saya mendampingi dua anak kami, usia sekolah dasar kelas 1 dan usia 3 tahun. Keduanya belajar dalam waktu bersamaan. Apa saja yang saya lakukan agar tak ada letusan suara di antara kami? Agar anak tak mengeluh bosan di rumah? Beginilah caranya... beginilah caranya... begiiniilaah caraanyaaa... (sambil nyanyi).
1. Memberi edukasi pada anak tentang virus korona.
Ini penting banget menurut kami, memberi pemahaman tentang korona dengan bahasa anak. Bisa dengan lagu, seperti Lagu "Gara-Gara Korona" Bunda Inge . Bunda Inge ini merilis beberapa lagu edukasi korona dengan bahasa sederhana dan mudah diingat anak-anak. Asik banget!
Bisa juga membaca buku edukasi korona khusus untuk anak seperti yang ditulis Kak Watiek Ideo . Sampai saat ini, beliau sudah merilis lebih dari 10 buku cerita tentang si korona untuk anak yang bisa diakses secara gratis, lho!
Memberi pemahaman pada anak atas pertanyaan-pertanyaan mereka, mengapa mereka tidak boleh main di luar, enggak bisa jalan-jalan, sekolah dari rumah, menjaga kebersihan dan lain-lain.
2. Biarkan anak bermain bebas.
Kelihatannya sederhana dan bikin pusing ya lihat mainan berantakan dimana-mana. Tapi ini bisa jadi moment lho Moms, mengajari dan membiasakan anak merapikan mainan mereka setelah bermain. Anak jarang manut ya jika kita bilang "ayo, rapikan mainannya, jangan berantakan dimana-mana". Seringnya malah kita yang keluar tanduk atau ujung-ujungnya bundanya yang merapikan semuanya.
Cara jitunya adalah mengajak mereka merapikan bersama. "Yuk, kita rapikan mainan dulu sebelum makan". Bunda bisa duduk dekat box mainan dan minta tolong pada anak mengambilkan mainan tertentu.
Contoh :
"adik, tolong ambil mobil warna biru dong"
"Wah, sekarang giliran TRUCK BESAR warna kuning masuk box"
Lakukan setiap hari, anak akan belajar merapikan mainan sebagai good habbits sekaligus untuk adik jadi belajar warna, juga ukuran besar dan kecil.
3. Libatkan anak dalam aktivitas harian kita.
Adik diajak memetik buah tin di halaman depan
Anak-anak itu pada dasarnya senang banget lho Moms jika kita libatkan dalam aktivitas kita. Mungkin akan terasa lebih "repot" awalnya, atau lebih lama pekerjaan kita selesai, tapi percayalah... hal ini akan menjadi life skill untuk mereka nantinya. Hal sederhana, mengajak mereka cuci piring. Mereka bantu menyabuni sendok mereka makan saja, sudah senang banget. Di sini kita bisa mengedukasi bagaimana mencuci piring yang bersih. Untuk adik yang masih 3 tahun, bisa jadi permainan sensory play dengan busa sabun.
Kakak bantu cuci piring
Begitu pula ketika memasak, membuat kue, ajak mereka. Practical Life ini penting ya, kita kenalkan nama bahan, memegang tekstur yang berbeda, belajar dengan cara menyenangkan. Aktivitas belajar yang bahkan mereka tidak sadari kalau mereka juga belajar.
Kakak dan adik buat kue bareng
Dari kegiatan di dapur bersama bunda, kakak juga belajar berhitung saat menimbang bahan kue, adik belajar berhitung ada berapa potongan wortel untuk sup, warnanya kentang apa, hijau itu warna seledri, dan lain-lain. Setelahnya, mereka makan pun lebih semangat, karena merasa "ini masakan kakak dan adik lho". Ini mah namanya sekali dayung, berpulau-pulau terlampaui.π
4. Buat mainan dari bahan yang ada di rumah.
Jika Moms berkenan sedikit "repot", kita bisa buat mainan sendiri dari bahan yang ada di rumah untuk anak. Anak senang dan takjub banget saat kita membuatkan mereka mainan, dan itu bisa jadi kenangan manis untuk mereka nanti. Anak kami bahkan dengan bangganya cerita pada guru dan temannya tentang mainan yang kami buat. "Hebat banget, kemarin bundaku buat wayang dari kardus bekas susu" π.
Sebenarnya anak diajak gunting-gunting kertas aja uda senang. Ini melatih motorik skill serta konsentrasi anak juga.
bermain engklek
Saat sedang luang banget, Moms dan ayah bisa membuat semacam perlombaan dengan hadiah sederhana, anak-anak akan semangat sekali! Seperti saat 17-an agustus, meski tidak ada lomba bareng teman-teman tetangga, namun tetap seru dengan adanya perlombaan di rumah bareng keluarga.
Anak-anak akan mengingat "moment" bersama orang tua mereka, meski mungkin hadiahnya sederhana sekali.
Saya membuat banyak tutorial membuat mainan untuk anak di rumah lengkap dengan bahan dan step by step prosesnya di highlight instagram @aische_ahmad (sesuai judul mainan yang dibuat). Semoga bermanfaat π.
5. Membacakan buku untuk anak
Secempreng apapun suara orang tuanya ketika membacakan buku, anak pasti suka. Nah, membacakan buku secara rutin untuk anak sedini mungkin itu memiliki efek dahsyat hingga mereka dewasa dan tua nanti.
ayah juga ikut membacakan buku untuk anak-anak
Anak yang dibacakan buku secara interaktif dan rutin sejak kecil, itu secara tidak langsung kita membangun proses berpikir dan kesadaran fonologinya. Ini cikal bakal ia belajar membaca dan menulis. Anak pertama kami, bisa membaca secara natural di usia 4 tahun sebelum kami ajarkan membaca dan menulis. Ceritanya, saya sharing di Aisyah tiba-tiba bisa membaca sebelum diajarkan!
adik memilih buku yang ingin dibacakan
Anak yang dibacakan buku secara rutin, selain membangun kegemarannya pada buku (menjadi senang membaca), juga biasanya lebih memahami soal cerita. Sekarang banyak sekali kan soal di sekolah yang menggunakan soal cerita. Jarang ada drama enggak ngerti atau salah memahami soal cerita pada anak yang rutin dibacakan buku. Trust it! Saya juga ada berbagi berbagai pengalaman tentang literasi dini di Instagram @aische_ahmad . Jangan lupa di follow ya.... π
6. Mengajarkan keterampilan baru atau melakukan eksperimen sederhana bersama anak.
Melakukan eksperimen sederhana bersama anak dengan bahan yang ada di rumah, selain membuat anak fun, menambah pengetahuan anak dan orang tua jugaπ. Meski itu hanya gula yang hilang karena larut dengan air, telur yang tiba-tiba mengapung di air garam, atau karena minyak yang menyatu dengan air, lihatlah mata penuh binar dan kagum mereka. "Wah, hebat banget!" setelah itu akan muncul pertanyaan "mengapa bisa begitu ya?" Nah, siapkan jawabannya ya, Moms dan ayahπ.
eksperimen telur dan air garam
Melalui eksperimen sederhana yang sebenarnya praktiknya sering kita lakukan di rumah saat membuat teh atau mencuci piring, kita mengajak anak juga berpikir kritis dan mengasah logika anak. Seperti sulap dengan penjelasan ilmiah. Ini bukan tipuan!
Mengajarkan skill baru pada anak juga bisa jadi salah satu altenatif membersamai mereka di sela kesibukan kita. Menyulam dan meronce salah satu pilihan yang ada karena kakak suka segala yang berhubungan dengan crafting. Adik juga bisa ikut, selain melatih motorik, ini juga bermanfaat untuk mereka nanti.
Kakak dan adik meronce manis-manik untuk gelang
7. Ikutkan anak aktivitas daring yang sesuai dengan kesukaannya.
Sekarang banyak banget kegiatan belajar secara daring untuk anak. Banyaaaaaak banget! Muali dari fun cooking, craft, coding, robotic, sampai bela diri. Semua bisa dilakukan secara online dan seru. Jika anak suka dan setuju, kita bisa mendaftarkan mereka, anak akan belajar percaya diri dan berkenalan dengan banyak teman baru dari berbagai tempat. Pengalaman dan pengetahuan berharga akan mereka dapatkan dengan cara menyenangkan.
Beberapa kelas hobbi yang diikuti anak-anak kami secara online diantara dari eduhouse.id
, mungilmu , Dya_hobbiesclass . Masih banyak yang lain, semuanya menyenangkan diikuti anak-anak.
8. Beribadah dan berdoa.
Meski ini saya tempatkan diurutan paling akhir, tapi ini adalah yang paling penting. Kita manusia hanya biasa berusaha, hasil akhir adalah hak Allah. Kami mengajak anak-anak untuk lebih menerapkan hidup bersih dan sehat, juga berdoa lebih banyak lagi, lebih dekat pada Allah, Sang Maha Pengasih dan Penyayang, semoga kita semua sehat dan korona cepat diangkat dari muka bumi ini. Allahumma Aamiin.
Kakak berdoa selalu agar korona cepat pergi dari bumi ini
Demikian pengalaman dari saya selama masa pandemik ini. No marah-marah, no stress, makin dekat dengan keluarga, be positive and happy! Jangan ada tanduk antara kita di rumah π. Semoga bermanfaat ya...π
Informatif Mbak,.... Sukses yaaa,... Salam kenal dari saya
BalasHapusWaaa luar biasa. Anak seumuran itu masa2 meriah ya heheh kecil bgt engga, udah gede belum. Inspiratif kegiatan2nya. Salam kenal ya
BalasHapusBermanfaat semua informasi nya, dan lengkap, tidak hanya ide ide saja, tetapi diberi cara mengaplikasikan nya. Keren.
BalasHapusinformasi yang sangat bermanfaat. saya jadi semangat mengabadikan kegiatan bersama anak-anak. terima kasih sudah menginspirasi, mbak. salam kenal
BalasHapusHalo Mbak, salam kenal. Wah tips ini bisa kulakukan ke adik atau keponakanku yang masih kecil nih, agar mereka nggak bosan waktu di rumah aja. Terimakasih sudah sharing Mbak Sarah!
BalasHapusPas mba, hikmah pandemi kita seharusnya bisa lebih mengenal anak2 kita. Tau kelemahan dan kekuatannya, sehingga mencari pendekatan yang tailor made untuk masing2 anak. Kemudian, lebih empati kepada tugas guru di sekolah yang selama ini kita take it for granted. Makasih untuk sharing ide2 mengisi waktu selama pandemi mba
BalasHapusAku belum punya anak tapi one day aku mau ngelakuin hal kaya gini sama anak. Emang anak tuh senengnya main jadi ya belajar sambil main kan lumayann tuh seruu jadi betah di rumah dehh
BalasHapusMenarik ya tipsnya Sarah, jadi pengen nyoba buat keponakan π biar ada variasi kegiatan mengisi waktu selama pandemi
BalasHapusSetuju sekali mbak, kudu sabar beradaptasi dengan semua yang serba daring. Karena sebenarnya semua terasa dampaknya. Bukan cuma orang tua yang pusing, tapi anaknya jugaπ di sinilah pentingnya peranan orang tua ya mbak, hehe.
BalasHapusIya harus pintar-pintar ibunya ya, Mbak biar anaknya ga bosen ibunya pun tetep happy, krn jujur saat mendampingi PJJ meski anak masih TK suka bikin tanduk tumbuh hehe...^^
BalasHapus